Rabu, 24 November 2010

KEBEbASAN YANG TAK MEMILIKI HAK UNTUK BEBAS

Di tengah gembar-gembornya khalayak ramai tentang reformasi namun masih ada rasa yang menganggu dari kejadian yang baru saja kita saksikan bersama-sama. TKI yang menjadi pahlawan devisa bagi negara indonesia tercinta malah di siksa dan dilecehkan para majikan murka. Maka dari itu kebebasan yang di miliki setiap rasanya tidak berarti ketika kita di perbudak oleh uang.Begitu juga dengan pendidikan di Indonesia yang membatasi setiap orang untuk berfikir beda tentang pelajaran yang di hadapi. Murid hanya sebagai penonton yang menyaksikan berjalanya alur materi yang diberikan oleh guru. Semestinya seorang murid berfikir bebas dan dihargai setiap pendapatnya meskipun itu berbeda. Guru seharusnya memahami itu sebagai sesuatu tambahan ilmu pengetahuan serta dapat menghargai setiap perbedaan (yang masih dalam konteks kebenaran) meskipun jalanya berbeda. Dengan kebebasan yang di berikan pasti akan terwujud suatu koreksi yang membawa dampak baik bagi kehidupan.

Kamis, 16 September 2010

BERCERMIN PADA FINLANDIA

menurut salah satu artikel yang di dapatkan melalui internet bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia. Sedangkan ironis jika melihat hasil survey World Competitiveness Year Book dari tahun 1997-2007 menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara. Sungguh sangat di sayangkan kita pemerintah menganggarkan dana 20% untuk pendidikan, namun pendidikan kita tetap terpuruk. mungkin perlu da perubahan sehingga indonesia bisa mengantikan posisi Finlandia entah kenapa di yakini pendidikan di negri ini dapat berubah jikalau semua sistem yang sekiranya tidak membawa dampak lebih baik di ganti sistem yang cerdas, kreatif namun tidak membunuh karakter siswa itu sendiri.